Selasa, 07 Agustus 2012

Peranan SDM di Bidang Perpustakaan


Oleh Drs. Anwar Makkasau
Pustakawan Balai Penelitian Tanaman Serealia




Absrak
            Peranan SDM dibidang perpustakaan sangat dibutuhkan dalam era globalisasi seiring dengan masing-masing meningkatkan sumber daya manusia berwawasan IPTEK dan menikuti perkembangan jaman. Oleh karena itu kualitas dan kompetensi sumber daya manusia merupakan suatu keharusan kalau ingin bersaing kedepan. Peranan Perpustakaan sebagai pusat informasi dan dokumentasi sangat strategis dalam memacu dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan cara mendekatkan sumber-sumber informasi IPTEK secara luas.

Kata Kunci : Perpustakaan; peranan; suberdaya manusia dan kompetensi

Pendahuluan
            Perkembangan ilmu pengetahuan yang telah meningkat maka peranan SDM di bidang perpustakaan semakin diperlukan. Kemajuan yang telah dicapai oleh bangsa Indonesia pada umumnya merupakan hasil pemanfaatan IPTEK. Dengan IPTEK bangsa Indonesia dapat meningkatkan pemahaman dan pemanfaatan sumber daya alam, memenuhi segala kebutuhan dasarnya (pangan, gizi, perumahan, kesehatan dan pendidikan), memecahkan masalah lingkungan dengan memanfaatkan kemampuan bioteknologi, serta memecahkan berbagai masalah pembangunan lainnya. Karena pustakawan merupakan suatu profesi, maka untuk menjadi pustakawan sseorang harus tunduk kepada ciri-ciri profesi tersebut. Kompetensi bagi beberapa profesi tersebut. Kompetensi bagi beberapa profesi menjadi persyaratan penting terutama jika profesi ini menentukan nasib atau hidup orang lain yang menjadi objek atau klien dari profesi itu. Misalnya profesi dokter akan menentukan nasib pasien. Jika dokter salah dalam mendiagnosa penyakit seseorang maka terapi dia akan berkibat fatal terhadap orang yang menjadi pasiennya tersebut. Profesi pilot juga mempunyai resiko tinggi karena kemahiran seorang pilot dalam menerbangkan pesawat dapat menentukan nasib penumpang pesawat tersebut. Untuk profesi-profesi yang mempunyai resiko tinggi tersebut maka standar kompetensi menjadi sangat penting. Masalah kompetensi itu menjadi penting, karena kompetensi itu menawarkan suatu kerangka kerja organisasi yang efektif dan efisien dalam mendayagunakan sumber-sumber daya yang terbatas. Seseorang yang memiliki kompetensi dalam profesinya akan dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik serta efisien, efektif, tepat waktu, dan sesuai dengan sasaran. Salah satu tujuan diberlakukannya standar kompetensi di berbagai pengetahuan dan keterampilan yang dituntut untuk melaksanakan dan / atau untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan, yang merupakan dasar bagi penciptaan nilai dalam suatu organisasi. Oleh karena itu dukungan perpustakaan terhadap pertumbuhan pengembangan budaya IPTEK dapat diberikan melalui berbagai kegiatan, antara lain: (1) pameran ristek dan informasi, (2) lomba karya tulis ilmiah, (3) pembinaan minat baca dan (4) penyebaran informasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) secara luas dan merata. Beberapa definisi tentang kompetensi yang dirumuskan sejumlah ahli menambahkan unsur motivasi, sikap dan nilai kepribadian, serta kepercayaan diri. Kompetensi itu bisa diukur, dan dapat dikembangkan, misalnya melelui pendidikan dan pelatihan. Profesionalisme pustakawan tercermin pada kemampuan (pengetahuan, pengalaman, keeterempilan) dalam mengelola dan mengembangkan pelaksanaan pekerjaan di bidang kepustakawanan serta kegiatan terkait lainnya secara mandiri.

Pameran Ristek dan Informasi IPTEK
            Pamern ristek/IPTEK merupakan upaya untuk menunjukkan  atau mengenalkan hasil-hasil riset teknologi, antara lain berupa barang, jasa dan metodologi kepada masyarakat pengguna IPTEK. Pameran semacam ini tidak hanya dilaksanakan di kota besar, tetapi juga di lakukan pada tempat strategis seperti lingkungan kampus, sekolah atau instansi pemerintah, pada umumnya merupakan bagian dari upaya membudayakan IPTEK melalui tulisan dalam rangka pemanfaatan pengembangan dan penguasaan IPTEK. Lomba karya tulis mendorong masyarakat untuk mencari informasi yang diperlukan, membaca dan menulis. Perpustakaan merupakan sarana untuk mendapatkan informasi dengan murah, cepat dan tepat.

Pembinaan Minat Baca
            Pengenalan IPTEK memlalui budaya baca buku dapat ditingkatkan melalui kebiasaan membaca sejak dini, yang dimulai dari lingkungan kelurga, sekolah dan masyarakat. Untuk mendukung upaya tersebut, serta peran pemerintah, penerbit, pengarang atau masyarakat ilmuan dan usaha-usaha mendekatkan informasi IPTEK kepada masyarakat melalui perpustakaan perlu terus dibina dan dikembangkan. Untuk itu diperlukan peningkatan jumlah serta mutu perpustakaan sebagai media baca, mulai dari perpustakaan umum, perpustakaan desa, perpustakaan keliling, perpustakaan sekolah sampai perpustakaan khusus.

Penyebaran Informasi IPTEK
            Dalam mengikuti perkembangan IPTEK, maka tentunya perpustakaan sebagai pusat informasi mempunyai peran penting ditandai dengan meningkatnya jumlah karya ilmiah/ilmuan, baik yang bersifat ilmiah, semi-ilmiah maupun populer. Berdasarkan informasi yang ada, ternyata jumlah karya tulis peneliti/ ilmuan Indonesia menempati urutan terendah dibandingkan dengan Malaysia, Thailand, Singapura, Korea dan Brasil. Ini menunjukkan peningkatan kegiatan penyebaran informasi IPTEK.

Meningkatkan Sumber Daya Manusia
            Sejalan dengan era globalisasi maka peningkatan sumber daya manusia di perpustakaan menurut Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi terbitan Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi terdiri dari: Pustakawan, tenaga administrasi dan tenaga kejuruan. Pustakawan (dalam hal ini jabatan fungsional Pustakawan) di Indonesia mulai diterapkan sejak tahun 1988 yaitu dengan terbitnya Keputusan MENPAN Nomor 18/1988. Penerapan jabatan fungsional ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai sekaligus untuk menetapkan dan mengukur kompetensi pegawai perpustakaan melalui sistem penilian pelaksanaan pekerjaan. Jenjang jabatan diukur berdasarkan perkembangan atau dinamika jabatan pustakawan. Keputusan MENPAN yang terakhir adalah Keputusan MENPAN Nomor 132/KEP/MENPAN/12/2002. Kemudian dapat meningkatkan profesionalisme SDM khususnya melatih tenaga pengelola perpustakaan (pustakawan).  Peran perpustakaan sangat strategis dalam menumbuh – kembangkan budaya IPTEK. Salah satu up
aya untuk menumbuhkan budaya IPTEK adalah mendekatkan sumber-sumber informasi IPTEK kepada penggunannya.

Kesimpulan
            Salah satu cara dalam memacu peningkatan kualitas SDM adalah menumbuh kembangkan IPTEK dalam budaya IPTEK dengan memperhatikan tiga unsur yang berkaitan dalam pembangunan untuk meningkatkan kualitas hidup bangsa. Kompetensi bagi beberapa profesi menjadi persyaratan penting terutama jika profesi ini menentukan nasib atau hidup orang lain yang menjadi objek atau klien dan profesi itu. Misalnya profesi dokter akan menentukan nasib pasien. Begitu juga profesi pustakawan (IPI).  Perpustakaan dapat berperan menumbuh kembangkan budaya IPTEK, sebagai salah satu aspek dalam upaya menciptakan suasana kondusif bagi pengembangan IPTEK, sumber daya manusia berwawasan IPTEK sebagai budaya melalui penyebaran informasi.


Daftar Pustaka
Hajra, St. (2007). Apa dan Bagaimana berbasis kelas dalam pembelajaran menulis itu ?.  Majalah Dunia Pendidikan No. 97 (2007).

Harkriyati, Kamil (2004). Perpustakaan sebagai pusat sumber belajar. Makalah Munas dan Seminar Ilmiah FPPTI, Bandung.

Krismayati, T (2004). Kompetensi pustakawan. Makalah disampaikan pada Pelatihan Perpustakaan Perguruan Tinggi, tanggal 28 September 2004 di Cisarua, Bogor

Makkasau, Anwar (2007).  Peran pustakawan dalam mengembangkan perpustakaan digital.  Majalah Dunia Pendidikan No. 97 (2007).

Menristek (1994). Kebijaksanaan Pengembangan Ristek di Indonesia. Jakarta: Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.

Rosmina (2007). Fungsi rencana pengembangan sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Majalah Dunia Pendidikan No. 97 (2007).

Saleh, A.R. (2004). Standar Kompetensi Pustakawan dan Masa Depan Pustakawan Indonesia. Dalam: Dinamika Perpustakaan IPB Menuju Riset.

Sulistyo-Basuki (1991). Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Utomo, B.S. (2004). Pokok-pokok pikiran pengembangan standar kompetensi kepustakawanan. Bahan Diskusi di Perperpustakaan Nasional RI (Tidak dipublikasikan).

0 komentar:

Posting Komentar