Selasa, 14 Agustus 2012

Pengaruh Media cetak dan Media Elektronik Terhadap Penggunaan Perpustakaan




Oleh
Anwar Makkasau
Pustakawan Balitsereal, Maros

Abstrak
            Kehadiran media cetak dan media elektronik saat ini menyebar hamper semua bidang termasuk perpustakaan sebagai institusi pengelola informasi. Selain itu media cetak yang ada di perpustakaan meliputi buku, jurnal mempunyai keun ggulan, karena dapat dibaca kapan saja dan dapat diambil kembali bila diperlukan. Begitu juga media elektronik biasa disebut teknologi informasi seperti CD-ROM, TEEAL dapat dilihat kapan saja.
Kata Kunci : Media Catak, Mendia Elektronik, Pengaruh, Perpustakaan

Pendahuluan
Salah satu cara untuk mendapatkan informasi ialah dengan memanfaatkan media cetak seperti buku, majalah/jurnal dan lain-lain. Sebab dalam hal tertentu media cetak memiliki keunggulan seperti: dapat dibaca kapan saja, dapat diulang-ulang, dapat diambil kembali bila diperlukan.
Peningkatan pengetahuan pada perpustakaan merupakan keharusan bagi semua manusia yang sudah mengenal makna suatu bacaan, hal ini sudah merupakan gambaran umum bahkan perpustakaan adalah merupakan pusat informasi untuk menambah wawasan di samping itu perpustakaan juga bias berfungsi sebagai tempat rekreasi.
Tujuan untuk mengetahui pengaruh bentuk cetak seperti : Buku sampai sejauh mana isi daripada buku sehingga nantinya manfaat dari buku itu dapat berguna bagi pembaca maupun bias diterapkan kepada masyarakat. Selain media cetak yang banyak pengaruhnya juga media elektronik atau biasa disebut Teknologi Informasi (TI) semakin merambah di perpustakaan dan bukan dari skala ukuran seperti besar gedung  yang digunakan, jumlah koleksi yang tersedia maupun jumlah koleksi yang tersedia maupun jumlah kebutuhan TI sangat berhubungan dengan peran perpustakaan sebagai kekuatan pelestarian dan penyebaran informasi.
Informasi dapat dimanfaatkan pengguna melalui jasa sirkulasi dan persediaan informasi dalam bentuk cetak maupun dalam media elektronik seperti program CD-Rom TEEAL.

Pengaruh Media Cetak dan Media Elektronik
            Dalam era globalisasi, pengaruh media cetak seperti buku keberadaannya di perpustakaan mempunyai keunggulan yang sangat besar peranannya, karena mampu bertahan lama di samping koleksinya dapat dibaca berulang-ulang. Selain itu perpustakaan sering juga dijadikan tempat bertanya dan kegiatan belajar, selain itu digunakan semaksimal mungkin untuk mencari informasi baik sudah lama maupun yang masih baru. Bertik tolak dari pengaruh media cetak maka tidak terlepas dengan adanya koleksi yang dimiliki suatu perpustakaan. Hal ini bias digambatkan pada perpustakaan nasional bahwa sekitar 600.000 butir meliputi buku, majalah, Koran harian, penerbit an PBB dan peta. Bila dirinci terdapat sekitar 165.000 judul monograf, 15.000 judul majalah, sekitar 20.000 lembar peta serta surat kabar sekitar 4000 judul, koleksi-koleksi perpustakaan tersebut terutama lengkap dengan terbitan dari zaman India, Belanda di Indonesia hingga tahun 1942, ini dilaporkan Sulistyo – Basuki (1994) pada buku Priodisasi Perpustakaan Indonesia. Namun di era globalisasi semakin bertambah jumlahnya koleksi serta semakin dibutuhkanlah tenaga pustakawan yang professional. Hal senada dikemukakan oleh Kepala Sub Bagian Humas dan kerukunan ummat beragama, Kanwil Depag Sulawesi Selatan Muhammad Natsir, SH  pada Harian Fajar 26 Februari 2006. Bahwa sebuah perpustakaan, tidak hanya sekedar ruangan yang luas, terutama koleksi buku, serta ada yang menjaga perpustakaan. Tetapi perpustakaan itu selain dilengkapi hal tersebut di atas juga pengelolanya harus betul-betul professional atau tenaga pustakawan. Karena dalam mengelola perpustakaan, ada beberapa konsep dasar yang harus diketahui, dan kalau ini tidak ditangani oleh yang professional maka perpustakaan itu tidak bias berkembang sebagaimana yang diharapkan. Dengan kehadiran teknologi informasi yang semakin banyak digunakan oleh berbagai lapisan masyarakat termasuk pula kalangan pustakawan. Kom puter dan telekomunikasi memegang peranan penting dalam teknologi informasi. Dalam buku Information technology seving society suntingan Chartrant dan Mortentz “teknologi informasi” diartikan sebagai usaha pengumpulan, penyimpanan, pengolahann penyebaran dan pemanfaatan informasi dengan menggunakan teknologi. Penerapan teknologi informasi di Perpustakaan berbagai bentuk al: (1) Penerapan Teknologi Informasi (TI) digunakan sebagai system informasi manajemen perpustakaan, meliputi pengadaan, inventarisasi, sirkulasi bahan pustaka, pendaftaran anggota. (2) Penerapan Teknologi informasi juga sebagai sarana untuk menyimpan dan menyebarkan informasi ilmu pengetahuan dalam jurnal. Selain itu hamper semua informasi harus serba cepat dengan hadirnya alat elektronik seperti CD-ROM TEEAL. Internet bahkan mampu menjangkau dunia luas karena telah dapat dikerjakan dengan waktu hanya satu menit. Kehadiran perpustakaan dan penyebaran teknologi pertanian (PUSTAKA) di Departemen Pertanian telah membawa kemajuan yang besar. Dalam upaya mendekatkan informasi kepada pengguna, perpustakaan juga mengemas informasi dalam bentuk CD. Selain itu Puslitbang, RPI dan Balai Besar juga menerbitkan publikasi hasil penelitian.

Pemanfaatan Bentuk Cetak dan Elektronik
            Informasi bentuk cetak seperti : Buku, CD-ROM, TEEAL, penggunaan judul merupakan acuan untuk penulisan laporan penelitian informasi dapat dimanfaatkan pengguna baik melalui jasa sirkulasi dan pengadaan dokumen jasa penelusuran dan rujukan, serta jasa penyebaran informasi terseleksi. Jasa tersebut diberikan dalam bentuk CD-ROM dan E-mail. M. Bunyamin (2003), Frekuensi penggunaan CD-ROM, TEEAL, oleh Badan Litbang Pertanian masih rendah. Hal ini terlihat hanya 50 % responden yang menggunakan CD-ROM  TEEAL, tergantung kebutuhan. Hambatan yang paling dirasakan responden dalam menelusuri CD-ROM, TEEAL juga terbatas (hanya satu unit).

Peran Perpustakaan
            Seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya perpustakaan dan informasi, maka peran pustakawan sesama perpustakaan dan informasi, maka peran pustakawan semakin dibutuhkan mengantisipasi kebutuhan pengguna karena tidak semua pengguna dapat melakukan penelusuran sendiri sehingga perlu bimbingan dari pustakawan atau petugas. Bimbingan yang diberikan kepada pengguna sangat ditentukan oleh kesiapan perpustakaan dan SDM pustakawan dalam membantu pengguna. Antara lain kesiagaan pustakawan atau petugas layanan di tempat dan kemampuannya dalam melakukan bimbingan. Sesuai SK Menteri Pertanian No. 392/KPTOT.210/7/2001. Salah satu tugas Pustakawan adalah melakukan pengelolaan dan pengembangan informasi perpustakaan lingkup Deptan. Menurut M. Harri  (1992) dan Bunyamin (1998) bahwa kemampuan pustakawan sebagai intermediary dalam memutuskan keinginan pengguna sangat diperlukan sebagai fungsi intelektual yaitu melakukakan analisis terhadap topic penelusuran, berkomunikasi dengan pemakai dan mencatat hal-hal yang berhubungan dengan penelusuran. Dengan kehadiran CD-ROM, TEEAL, berperan mempercepat akses informasi multi media baik itu berupa abstrak, indeks dalam bentuk digital, tanpa mengadakan hubungan ke jaringan computer. Selain itu dengan hadirnya perpustakaan keliling artinya peran perpustakaan semakin besar peranannya dalam pembangunan, karena perpustakaan dapat mengunjungi pembacanya dengan menggunakan sarana angkutan, seperti mobil dan perahu. Perpustakaan keliling bertujuan memperluas layanan perpustakaan kepada masyarakat di daerah yang tidak terjangkau perpustakaan menetap, melayani masyarakat di daerah yang karena kondisi tertentu tidak dapat mencapai perpustakaan menetap serta memasyarakatkan perpustakaan serta meningkatkan minat baca. Peran perpustakaan semakin dirasakan manfatnya untuk mencerdaskan bangsa sesuai dituangkan dalam GBHN, bahwa Walikota Makassar telah mencanngkan Gerakan Makassar Gemar Membaca (GMGM) membangun taman baca. Dengan kehadiran teknologi informasi, maka memudahkan pengguna memilih informasi apa yang dibutuhkan dengan cepat dan tepat.

Kesimpulan
            Bahwa keberhadaan media cetak di perpustakaan mempunyai peranan penting dalam pembangunan, karena mampu merubah pola piker serta mampu menambah wawasan bagi pengguna. Bukan itu saja tapi media cetak seperti buku dapat bertahan lebih lama dan dapat dirawat dan dibuka setiap saat bila dibutuhkan dan murah dapat dijangkau oleh lapisan masyarakat. Untuk mendapatkan informasi dengan cepat dan akurat serta terbaru.
            Sehingga untuk member informasi yang tidak kadaluarsa sebaiknya perpustakaan juga menyediakan perangkat elektronik seperti internet untuk menelusur informasi.










Daftar Pustaka

Ariyanai, D. 1999. Efektifitas pemanfaatan CD-ROM terhadap penelusuran sumber asli oleh Peneliti : Survei di Perpustakaan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Bandung : FIKOM, UNPAD.

Hariyadi, Utami. 1992. Penerapan Teknologi Informasi di Perpustakaan di Indonesia. Makalah untuk Kongres Ikatan Pustakawan Indonesia (Materi TOT Teknologi Information & Communication oleh Unesco dan Pusnas RI di Yogyakarta, 1999.

Nasir, Muhammad. 2006. Perpustakaan Harus Dikelolas Tenaga Pustakawan (Harian Fajar, Minggu 26 Februari 2006).             

Sulistyo-Basuki. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan
            Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Sulistyo-Basuki. 1991. Periodisasi Perpustakaan Indonesia
            Bandung : Remaja Rosda Karya.
           




2 komentar:

  1. Bagaimana Tekniknya menulis dengan baik ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seabaiknya banyak latihan dan membaca tehnik penulisan ilmiah maupun artikel

      Hapus