Selasa, 07 Agustus 2012

PARADIGMA PERPUSTAKAAN DIGITAL KE MASA DEPAN



Drs. Anwar, MM
Pustakawan Madya Balitsereal, Maros

Perpustakaan Digital

Abstrak
                Dalam era globalisasi kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada perpustakaan akan dan harus mengubah wajahnya di masa depan. Paradigma ini tidak bisa dibendung lagi keberadaannyamau atau tidak mau harus diterima karena perkembangan TIK  atau lasin disebut perpustakaan digital. Kecanggihan TIK membuka peluang bagi setiap unsur masyarakat untuk dapat berhubungan langsung dengan sumber informasi tanpa bantuan perpustakaan. Tersedianya sumber informasi yang tersedia dalam berbagai format dan keterbatasan dana menyebaban perpustakaan tidak dapat memberikan kepuasan bagi penggunannya. Tetapi masalah ledakan informasi kebutuhan users berubah, dari manual menjadi digital atau TIK.

Kata Kunci : Perpustakaan; paradigma; teknologi dan masa depan

Pendahuluan

Perpustakaan digital adalah sebuah sistem yang memiliki berbagai layanan dan obyek informasi  yang mendukung akses obyek informasi tersebut melalui perangkat digital. Layanan ini diharapkan dapat mempermudah pencarian informasi di dalam koleksi obyek informasi seperti dokumen, gambar dan database dalam format digital dengan cepat, tepat dan akurat.
Oleh karena itu selain  penjelasan perpustakaan digital juga digambarkan  apa yang dimaksud Informasi Informasi Teknologi ( IT) dan Internet. Teknologi Informasi adalah sama dengan teknologi lainnya, hanya informasi merupakan komoditas yang diolah dengan teknologi tersebut. Dalam hal ini, teknologi mengandung konotasi memiliki nilai ekonomi. Teknologi pengolah informasi ini memang memiliki nilai jual, seperti contohnya teknologi database, dan security. Kesemuanya dapat dijual. Bentuk dari teknologi adalah kumpulan pengetahuan (knowledge) yang diimplementasikan dalam tumpukan kertas (stacked of papers), atau sekarang dalam bentuk CD-ROM. Tumpukan kertas inilah yang anda dapatkan jika anda membeli sebuah teknologi dalam bentuk patent atau bentuk HaKI (Intellectual Property Rights) lainnya.
Paradigma mutlak dilakukan kedepan mengingat perpustakaan semakin hari semakin tidak bisa debendung keberadaannya dalam TIK. Hal ini bukan saja pustakawan berkomponten untuk melihat perkembangan perpustakaan digital kedepan tetapi semua pemerhati perpustakaan seperti : Pengelola perpustakaan, penentu kebijakan (Pemerintah) maupun pihak swasta yang ingin memajukan perpustakaan atau mengkapanyekan minat baca secara elektonik.
Perpustakaan digital diarahkan memberi kemudahan akses dokumentasi data ilmiah dan teknologi dalam bentuk digital secara terpadu dan lebih dinamis. Upaya ini dilaksanakan untuk mendokumentasikan berbagai produk intelektual seperti laporan penelitian, majalah, buku, tesis, disertasi dan lain-lain.
Paradigma Perpustakaan
Ø  Mereka hanya berpikir tentang bagaimana menghadirkan sebuah ruangan yang diisi dengan koleksi buku atau bacaan lain. Namun yang belum dipikirkan adalah, apakah masyarakat setempat memang sanggup menghidupkan perpustakaan sebagai tempat mencari informasi?
Ø  Kalau perpustakaan hanya semata-mata dimaknai sebagai kumpulan buku, katalogisasi dan perangkat keras lainnya, maka makna perpustakaan tak ubahnya bagaikan gudang buku. Perpustakaan yang seperti ini tidak memberikan ruang yang memadai bagi eksistensi pembacanya. Pengunjung perpustakaan disamakan dengan pengunjung mal atau plaza, yang harus dicurigai, diawasi dan diperlakukan sebagai orang luar. Padahal, jujur saja, sesungguhnya hakekat sebuah perpustakaan adalah habitat masyarakat pembaca. Kalau perpustakaan hanya dimaknai sebagai “sebuah ruang penuh dengan buku”, maka lebih baik ada masyarakat pembaca tanpa perpustakaan daripada dibangun perpustakaan namun tidak ada yang berminat memanfaatkannya. Dan sebuah habitat pembaca ini, tetap akan mencari buku atau bahan bacaan, ada atau tidak ada perpustakaan. Dengan demikian, kalau saja ada perpustakaan, maka komunitas pembaca seperti itu ibarat murbaut bertemu sekrup.Komunitas pembaca buku seperti itu sebetulnya dapat dibangun setelah ada perpustakaan. Kalangan pengunjung setia sebuah perpustakaan dapat diorganisasi untuk membentuk kelompok pembaca, kemudian mengatur kegiatannya sendiri dengan semangat menjaga dan menghidupkan perpustakaan yang sama-sama mereka butuhkan selama ini.
Ø  Pertama adalah soal keamanan koleksi buku. Dengan adanya Kelompok Pembaca Buku (KPB, katakanlah begitu) dapat meminimalisasi risiko kehilangan buku koleksi perpustakaan. Setiap anggota KPB yang akan meminjam buku diwajibkan harus ada beberapa orang yang siap menanggung risikonya bilamana buku itu hilang atau rusak.
Ø  Kedua, tenaga pustakawan sangat terbatas. Dengan adanya KPB dapat membantu tugas-tugas yang seharusnya dilakukan oleh petugas perpustakaan. Pihak pengelola dapat berunding secara baik-baik, bidang-bidang kerja apa saja yang memungkinkan dilakukan oleh anggota KPB. Mereka tentu senang mengerjakannya karena hal itu merupakan cerminan rasa ikut memiliki perpustakaan yang mereka cintai.
Ø  Ketiga, koleksi buku terbatas. Hal ini dapat diatasi secara kelembagaan oleh KPB. Mereka dapat bekerjasama dengan penerbit sehingga selalu mendapatkan kiriman buku-buku baru secara gratis dengan kompensasi yang dapat dirundingkan kemudian. Bukan tidak mungkin pihak penerbit akan dengan suka hati memberikan buku dalam jumlah yang cukup banyak, baik gratis atau memberikan potongan yang cukup besar bagi anggota KPB. Bahkan, KPB juga dapat secara patungan membeli buku-buku baru untuk koleksi bersama di perpustakaan tersebut. Selama ada kerelaan dari pihak pengelola perpustakaan untuk memberikan rasa ikut memiliki, maka KPB akan dengan senang hati membantu pengadaan koleksi buku. Mereka dapat bergerak leluasa menghubungi pihak-pihak lain, baik instansi ataupun perorangan yang bersedia menyumbangkan buku untuk perpustakaan. Selama ini pengelola perpustakaan cenderung pasif, hanya menunggu partisipasi dari pihak lain
Pengembangan Perpustakaan Digital
            Perpustakaan digital adalah sebuah sistem yang memiliki berbagai layanan dan obyek informasi  yang mendukung akses obyek informasi tersebut melalui perangkat digital. Layanan ini diharapkan dapat mempermudah pencarian informasi di dalam koleksi obyek informasi seperti dokumen, gambar dan database dalam format digital dengan cepat, tepat dan akurat. Perpustakaan digital diarahkan memberi kemudahan akses dokumentasi data ilmiah dan teknologi dalam bentuk digital secara terpadu dan lebih dinamis. Upaya ini dilaksanakan untuk mendokumentasikan berbagai produk intelektual seperti laporan penelitian, majalah, buku, tesis, disertasi dan lain-lain.
            Sampai tahun 2010, program kerjasama perpustakaan digital Balitsereal terus dilakukan seperti entri data dalalam bentuk buku, IPTAN dan mjlh pada program CD-ISIS dengan petunjuk OPAC. Kemudian juga dilakukan mengakses data prosiding dalam negeri maupun jurnal dari luar negeri. Namun demikian karena banyaknya pekerjaan harus dilakukan maka progressnya juga lambat.
Permasalahan lain yang juga dihadapi adalah
1.    Maintenance jaringan yang rumit
2.    Ketersediaan sarana (komputer) dan kadangkala tidak terkoneksi dengan server.
3.    SDM untuk pengolahan informasi digital masih kurang
Ratnawati menguti Spies (2000) mengenai kunci pemberdayaan perpustakaan di abat teknologi yaitu terletak kepada kemampuannya dalam mengidentifikasi, mengantisipasi dan menanggapi dengan cepat perubahan kebutuhan pengguna. Ada tujuh pertanyaan guna melihat kesiapan perpustakaan berperan di masa depan yaitu:
1.    Bagaimana ketersediaan jaringan di perpustakaan anda?. Internet menjadi model komunikasi global yang mampu mengintegrasikan telepon, televisi (dan komputer, penulis) dan meransang tumbuhnya inovasi.
2.    Sampai sejauh mana kecepatan perpustakaan anda? Teknologi memungkinkan suatu produk baru diluncurkan ke seluruh dunia pada saat yang bersamaan. Kecepatan dan kesiapan seperti itu selanjutnya akan menentukan pemanfaatan jasa perpustakaan.
3.    Apakah perpustakaan anda menghasilkan pengetahuan? Ini mengukur sejauh mana  perpustakaan memanfaatkan jaringannya. Tergabung dalam jaringan memang penting. Tapi hal itu belum cukup, perpustakaan perlu mengumpulkan pengetahuan dan menyebarkan secara efektif. Pengetahuan diramu dengan kreativitas, menjadi modal utama perpustakaan masa depan.
4.    Apakah perpustakaan anda tertarik untuk terbuka? Sistem global dewasa ini mendudukan keterbukaan sebagai perinsip dasar yang tidak dapat ditawar. Perpustakaan yang bertahan tidak mengadopsi sistem terbuka akan ditinggalkan oleh pengguna dan terancam keberlansungannya.
5.    Sejauh mana perpustakaan anda menjalin kemitraan? Jaringan informasi dunia membuat perpustakaan kewalahan bila harus mengoleksinya sendiri. Kerjasama dan saling ketergantungan menjadi alternatif bagi perpustakaan. Dalam skala nasional dan internasional, perpustakaan perlu mengadakan kerjasama dalam penyimpanan, akses dan penelusuran kembali.
6.    Bagaimana manajemen perpustakaan anda? Struktur perpustakaan harus diubah demi menanggapi perubahan perilaku pengguna. Pemberdayaan staf perpustakaan dengan peningkatan keterampilan serta pembagian wewenang untuk mengambil keputusan akan menciptakan kerjasama yang baik dalam melayani pengguna.
7.    Sampai seberapa berat perpustakaan anda? Semakin banyak pengetahuan dan penerapan teknologi informasi yang bukan lagi sekedar data mentah, tetapi melewati suatu seleksi dan penbgolahan sehingga lebih padat dan berbobot. Teknologi Informasi memberikan kemudahan untuk memperkecil koleksi fisik namun menambah bobot isinya.
Penutup
v  Dalam mencermati paradigma perpustakaan digital dalam masa depan, maka peranannya sungguh besar  artinya dalam mengembangkan  perpustakaan digital sebagai pusat informasi dapat mencari solusi terbaik untuk mamajukan Membangun TIK dan Internet semoga informasi dapat lebih cepat diketahui dan dapat memberikan tambahan wawasan bagi para pembaca sekalian, bahwa TIK dan Internet sudah tidak dapat kita hindari. Bahkan, semestinya TIK dan Internet kita gunakan untuk mensejahterakan bangsa Indonesia.
v  Jika memang TIK dan Internet memiliki banyak manfaat, tentunya ingin kita gunakan secepatnya. Namun ada beberapa kendala di Indonesia yang menyebabkan TIK dan Internet belum dapat digunakan seoptimal mungkin. Salah satu penyebab utama adalah kurangnya ketersediaan infrastruktur telekomunikasi. Jaringan telepon masih belum tersedia di berbagai tempat di Indonesia. Biaya penggunaan jasa telekomunikasi juga masih mahal. Harapan kita bersama hal ini dapat diatasi sejalan dengan perkembangan telekomunikasi yang semakin canggih dan semakin murah.Penetrasi komputer (PC) di Indonesia masih rendah.
v  TIK dan Internet juga dapat mengubah kultur kita sehari-hari. Dahulu orang dapat bekerja dengan santai. Sekarang dengan adanya Internet, persaingan menjadi global sehingga orang ditantang untuk menghadapi saingan global. Tadinya orang berfikir bahwa adanya komputer (dan Internet) dapat membuat pekerjaan kita menjadi lebih mudah dan santai.
v  Kedepan paradigma perpustakaan digital nantinya dapat saling berkomunikasi dan membuat kesepakatan bekerjasama dalam pengembangan perpustakaan lebih mudah.

Daftara Pustaka

·         Anonim. 2010. Kepala SKPD wajib kuasai teknologi. Fajar Jumat, 31 Desember 2010
·         Anthony B. Perkins, dan Michael C. Perkins, “The Internet Bubble: Inside the overvalued world of high-tech stocks – and what you need to know to avoid the coming shakeout”, HarperBusiness, 1999. Buku ini menceritakan tentang saham Internet dan IT yang menjadi rebutan sehingga mahal harganya.
·         Anwar M. 2011. Membangun pustakawan yang professional dalam melayani masyarakat. Makassar : JUPITER  Vol. IX  (2) Maret 2011 : p. 113-119.
·         Blok, Fatmaambasari’s. 2011. Organisasi koperasi , 31 Desember 2010 . Dikutif Dalam internet pada tanggal 11 Maret 2011.
·         Hasanah, Nanan dan Mahmudin. 2011. Pengembangan Jaringan Kemitraan Perpustakaan: Perpustakaan Pusat Institut Teknologi Bandung
·         Stephen Segaller, “Nerds 2.0.1: A brief history of the Internet”, TV Books, L.L.C., 1998. Buku ini menceritakan awal kejadian Internet beserta tokoh-tokoh yang terlibat di dalamnya.
·         United States Government Electronic Commerce Policy.  http://www.ecommerce.gov
·         Situs web ini berisi informasi tentang electonic commerce, lengkap dengan dokumen-dokumen resmi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Amerika Serikat.

0 komentar:

Posting Komentar