Drs. Anwar, MM
Pustakawan Madya
Balitsereal, Maros
Perpustakaan Digital |
Abstrak
Dalam era globalisasi kemajuan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) pada perpustakaan
akan dan harus mengubah wajahnya di masa depan.
Paradigma ini tidak bisa dibendung lagi keberadaannyamau atau tidak mau harus
diterima karena perkembangan TIK atau lasin disebut perpustakaan
digital. Kecanggihan
TIK membuka peluang bagi setiap unsur masyarakat untuk dapat berhubungan
langsung dengan sumber informasi tanpa bantuan perpustakaan. Tersedianya sumber
informasi yang tersedia dalam berbagai format dan keterbatasan dana menyebaban perpustakaan tidak dapat memberikan
kepuasan bagi penggunannya. Tetapi masalah ledakan informasi kebutuhan users
berubah, dari manual menjadi digital atau TIK.
Kata Kunci : Perpustakaan; paradigma; teknologi dan
masa depan
Pendahuluan
Perpustakaan
digital adalah sebuah sistem yang memiliki berbagai layanan dan obyek
informasi yang mendukung akses obyek
informasi tersebut melalui perangkat digital. Layanan ini diharapkan dapat
mempermudah pencarian informasi di dalam koleksi obyek informasi seperti
dokumen, gambar dan database dalam format digital dengan cepat, tepat dan
akurat.
Oleh karena itu selain penjelasan perpustakaan digital juga
digambarkan apa yang dimaksud Informasi
Informasi Teknologi ( IT) dan Internet. Teknologi Informasi adalah sama dengan
teknologi lainnya, hanya informasi merupakan komoditas yang diolah dengan
teknologi tersebut. Dalam hal ini, teknologi mengandung konotasi memiliki nilai
ekonomi. Teknologi pengolah informasi ini memang memiliki nilai jual, seperti
contohnya teknologi database, dan security. Kesemuanya dapat dijual. Bentuk
dari teknologi adalah kumpulan pengetahuan (knowledge) yang diimplementasikan
dalam tumpukan kertas (stacked of papers), atau sekarang dalam bentuk CD-ROM.
Tumpukan kertas inilah yang anda dapatkan jika anda membeli sebuah teknologi
dalam bentuk patent atau bentuk HaKI (Intellectual Property Rights) lainnya.
Paradigma mutlak dilakukan kedepan mengingat perpustakaan
semakin hari semakin tidak bisa debendung keberadaannya dalam TIK. Hal ini
bukan saja pustakawan berkomponten untuk melihat perkembangan perpustakaan
digital kedepan tetapi semua pemerhati perpustakaan seperti : Pengelola
perpustakaan, penentu kebijakan (Pemerintah) maupun pihak swasta yang ingin
memajukan perpustakaan atau mengkapanyekan minat baca secara elektonik.
Perpustakaan
digital diarahkan memberi kemudahan akses dokumentasi data ilmiah dan teknologi
dalam bentuk digital secara terpadu dan lebih dinamis. Upaya ini dilaksanakan
untuk mendokumentasikan berbagai produk intelektual seperti laporan penelitian,
majalah, buku, tesis, disertasi dan lain-lain.
Paradigma Perpustakaan
Ø Mereka
hanya berpikir tentang bagaimana menghadirkan sebuah ruangan yang diisi dengan
koleksi buku atau bacaan lain. Namun yang belum dipikirkan adalah, apakah
masyarakat setempat memang sanggup menghidupkan perpustakaan sebagai tempat
mencari informasi?
Ø Kalau
perpustakaan hanya semata-mata dimaknai sebagai kumpulan buku, katalogisasi dan
perangkat keras lainnya, maka makna perpustakaan tak ubahnya bagaikan gudang
buku. Perpustakaan yang seperti ini tidak memberikan ruang yang memadai bagi
eksistensi pembacanya. Pengunjung perpustakaan disamakan dengan pengunjung mal
atau plaza, yang harus dicurigai, diawasi dan diperlakukan sebagai orang luar.
Padahal, jujur saja, sesungguhnya hakekat sebuah perpustakaan adalah habitat
masyarakat pembaca. Kalau perpustakaan hanya dimaknai sebagai “sebuah ruang
penuh dengan buku”, maka lebih baik ada masyarakat pembaca tanpa perpustakaan
daripada dibangun perpustakaan namun tidak ada yang berminat memanfaatkannya.
Dan sebuah habitat pembaca ini, tetap akan mencari buku atau bahan bacaan, ada
atau tidak ada perpustakaan. Dengan demikian, kalau saja ada perpustakaan, maka
komunitas pembaca seperti itu ibarat murbaut bertemu sekrup.Komunitas pembaca
buku seperti itu sebetulnya dapat dibangun setelah ada perpustakaan. Kalangan
pengunjung setia sebuah perpustakaan dapat diorganisasi untuk membentuk
kelompok pembaca, kemudian mengatur kegiatannya sendiri dengan semangat menjaga
dan menghidupkan perpustakaan yang sama-sama mereka butuhkan selama ini.
Ø Pertama adalah soal keamanan koleksi
buku. Dengan adanya Kelompok Pembaca Buku (KPB, katakanlah begitu) dapat
meminimalisasi risiko kehilangan buku koleksi perpustakaan. Setiap anggota KPB
yang akan meminjam buku diwajibkan harus ada beberapa orang yang siap
menanggung risikonya bilamana buku itu hilang atau rusak.
Ø Kedua, tenaga pustakawan sangat
terbatas. Dengan adanya KPB dapat membantu tugas-tugas yang seharusnya
dilakukan oleh petugas perpustakaan. Pihak pengelola dapat berunding secara
baik-baik, bidang-bidang kerja apa saja yang memungkinkan dilakukan oleh anggota
KPB. Mereka tentu senang mengerjakannya karena hal itu merupakan cerminan rasa
ikut memiliki perpustakaan yang mereka cintai.
Ø Ketiga, koleksi buku terbatas. Hal ini
dapat diatasi secara kelembagaan oleh KPB. Mereka dapat bekerjasama dengan
penerbit sehingga selalu mendapatkan kiriman buku-buku baru secara gratis
dengan kompensasi yang dapat dirundingkan kemudian. Bukan tidak mungkin pihak
penerbit akan dengan suka hati memberikan buku dalam jumlah yang cukup banyak,
baik gratis atau memberikan potongan yang cukup besar bagi anggota KPB. Bahkan,
KPB juga dapat secara patungan membeli buku-buku baru untuk koleksi bersama di
perpustakaan tersebut. Selama ada kerelaan dari pihak pengelola perpustakaan
untuk memberikan rasa ikut memiliki, maka KPB akan dengan senang hati membantu
pengadaan koleksi buku. Mereka dapat bergerak leluasa menghubungi pihak-pihak
lain, baik instansi ataupun perorangan yang bersedia menyumbangkan buku untuk
perpustakaan. Selama ini pengelola perpustakaan cenderung pasif, hanya menunggu
partisipasi dari pihak lain
Pengembangan
Perpustakaan Digital
Perpustakaan digital adalah sebuah sistem yang memiliki
berbagai layanan dan obyek informasi
yang mendukung akses obyek informasi tersebut melalui perangkat digital.
Layanan ini diharapkan dapat mempermudah pencarian informasi di dalam koleksi
obyek informasi seperti dokumen, gambar dan database dalam format digital
dengan cepat, tepat dan akurat. Perpustakaan digital diarahkan memberi
kemudahan akses dokumentasi data ilmiah dan teknologi dalam bentuk digital
secara terpadu dan lebih dinamis. Upaya ini dilaksanakan untuk
mendokumentasikan berbagai produk intelektual seperti laporan penelitian,
majalah, buku, tesis, disertasi dan lain-lain.
Sampai tahun 2010, program kerjasama perpustakaan digital
Balitsereal terus dilakukan seperti entri data dalalam bentuk buku, IPTAN dan
mjlh pada program CD-ISIS dengan petunjuk OPAC. Kemudian juga dilakukan
mengakses data prosiding dalam negeri maupun jurnal dari luar negeri. Namun
demikian karena banyaknya pekerjaan harus dilakukan maka progressnya juga
lambat.
Permasalahan lain yang
juga dihadapi adalah
1.
Maintenance jaringan yang rumit
2. Ketersediaan
sarana (komputer) dan kadangkala tidak terkoneksi dengan server.
3.
SDM untuk pengolahan informasi digital
masih kurang
Ratnawati
menguti Spies (2000) mengenai kunci pemberdayaan
perpustakaan di abat teknologi yaitu terletak kepada kemampuannya dalam
mengidentifikasi, mengantisipasi dan menanggapi dengan cepat perubahan
kebutuhan pengguna. Ada tujuh pertanyaan guna melihat kesiapan perpustakaan
berperan di masa depan yaitu:
1. Bagaimana ketersediaan jaringan di perpustakaan anda?.
Internet menjadi model komunikasi global yang mampu mengintegrasikan telepon,
televisi (dan komputer, penulis) dan meransang tumbuhnya inovasi.
2. Sampai sejauh mana kecepatan perpustakaan anda? Teknologi
memungkinkan suatu produk baru diluncurkan ke seluruh dunia pada saat yang
bersamaan. Kecepatan dan kesiapan seperti itu selanjutnya akan menentukan
pemanfaatan jasa perpustakaan.
3. Apakah perpustakaan anda menghasilkan pengetahuan? Ini
mengukur sejauh mana perpustakaan
memanfaatkan jaringannya. Tergabung dalam jaringan memang penting. Tapi hal itu
belum cukup, perpustakaan perlu mengumpulkan pengetahuan dan menyebarkan secara
efektif. Pengetahuan diramu dengan kreativitas, menjadi modal utama
perpustakaan masa depan.
4. Apakah perpustakaan anda tertarik untuk terbuka? Sistem
global dewasa ini mendudukan keterbukaan sebagai perinsip dasar yang tidak
dapat ditawar. Perpustakaan yang bertahan tidak mengadopsi sistem terbuka akan
ditinggalkan oleh pengguna dan terancam keberlansungannya.
5. Sejauh mana perpustakaan anda menjalin kemitraan?
Jaringan informasi dunia membuat perpustakaan kewalahan bila harus
mengoleksinya sendiri. Kerjasama dan saling ketergantungan menjadi alternatif
bagi perpustakaan. Dalam skala nasional dan internasional, perpustakaan perlu
mengadakan kerjasama dalam penyimpanan, akses dan penelusuran kembali.
6. Bagaimana manajemen perpustakaan anda? Struktur
perpustakaan harus diubah demi menanggapi perubahan perilaku pengguna.
Pemberdayaan staf perpustakaan dengan peningkatan keterampilan serta pembagian
wewenang untuk mengambil keputusan akan menciptakan kerjasama yang baik dalam
melayani pengguna.
7. Sampai seberapa berat perpustakaan anda? Semakin banyak
pengetahuan dan penerapan teknologi informasi yang bukan lagi sekedar data
mentah, tetapi melewati suatu seleksi dan penbgolahan sehingga lebih padat dan
berbobot. Teknologi Informasi memberikan kemudahan untuk memperkecil koleksi fisik
namun menambah bobot isinya.
Penutup
v
Dalam mencermati paradigma perpustakaan digital dalam masa depan, maka peranannya sungguh
besar artinya dalam mengembangkan perpustakaan digital sebagai pusat informasi dapat mencari solusi terbaik untuk
mamajukan Membangun TIK dan
Internet semoga informasi dapat lebih cepat diketahui dan dapat memberikan
tambahan wawasan bagi para pembaca sekalian, bahwa TIK dan Internet sudah tidak dapat kita hindari.
Bahkan, semestinya TIK dan
Internet kita gunakan untuk mensejahterakan bangsa Indonesia.
v
Jika memang TIK dan Internet memiliki banyak manfaat, tentunya ingin kita
gunakan secepatnya. Namun ada beberapa kendala di Indonesia yang menyebabkan TIK dan Internet belum dapat
digunakan seoptimal mungkin. Salah satu penyebab utama adalah kurangnya
ketersediaan infrastruktur telekomunikasi. Jaringan telepon masih belum
tersedia di berbagai tempat di Indonesia. Biaya penggunaan jasa telekomunikasi
juga masih mahal. Harapan kita bersama hal ini dapat diatasi sejalan dengan
perkembangan telekomunikasi yang semakin canggih dan semakin murah.Penetrasi
komputer (PC) di Indonesia masih rendah.
v
TIK
dan Internet juga dapat mengubah kultur kita sehari-hari. Dahulu orang dapat
bekerja dengan santai. Sekarang dengan adanya Internet, persaingan menjadi
global sehingga orang ditantang untuk menghadapi saingan global. Tadinya orang
berfikir bahwa adanya komputer (dan Internet) dapat membuat pekerjaan kita
menjadi lebih mudah dan santai.
v
Kedepan paradigma perpustakaan digital nantinya
dapat saling berkomunikasi dan membuat kesepakatan bekerjasama dalam
pengembangan perpustakaan lebih mudah.
Daftara Pustaka
·
Anonim. 2010. Kepala SKPD wajib kuasai
teknologi. Fajar Jumat, 31 Desember
2010
·
Anthony B. Perkins, dan Michael C. Perkins, “The
Internet Bubble: Inside the overvalued world of high-tech stocks – and what you
need to know to avoid the coming shakeout”, HarperBusiness, 1999. Buku ini
menceritakan tentang saham Internet dan IT yang menjadi rebutan sehingga mahal
harganya.
·
Anwar M. 2011. Membangun pustakawan yang
professional dalam melayani masyarakat. Makassar : JUPITER Vol. IX
(2) Maret 2011 : p. 113-119.
·
Blok, Fatmaambasari’s. 2011. Organisasi koperasi
, 31 Desember 2010 . Dikutif Dalam internet pada tanggal 11 Maret 2011.
·
Hasanah, Nanan dan Mahmudin. 2011. Pengembangan
Jaringan Kemitraan Perpustakaan: Perpustakaan Pusat Institut Teknologi Bandung
·
Stephen Segaller, “Nerds 2.0.1: A brief history
of the Internet”, TV Books, L.L.C., 1998. Buku ini menceritakan awal kejadian
Internet beserta tokoh-tokoh yang terlibat di dalamnya.
·
United States Government Electronic Commerce
Policy. http://www.ecommerce.gov
·
Situs web ini berisi informasi tentang electonic
commerce, lengkap dengan dokumen-dokumen resmi yang dikeluarkan oleh Pemerintah
Amerika Serikat.
0 komentar:
Posting Komentar