Drs. Anwar, MM
Penasehat
Komite SMK Negeri I Maros
Pendahuluan
Bangsa yang
besar adalah bangsa yang ingin menghargai pahlawan, oleh karena itu Bangsa
Indonesia bangsa yang besar. Bangsa Inonesia memiliki berbagai nilai luhur yang
agung, Nilai-nilai luhur tersebut bersumber dari nilai-nilai Pancasila, yakni:
nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, permusyawaratan dan kekeluargaan,
serta keadilan sosial. Nilai Pancasila pun terumus berdasarkan nilai-nilai yang
sebelumnya telah berurat berakar dalam jiwa bangsa Indonesia. Lantas,
nilai-nilai luhur tersebut menjadi acuan dan landasan berfikir bagi rakyat
Indonsia sehingga akhirnya menjadi karakter bangsa Indonesia. Apa yang dimaksud
karakter?
Secara umum,
karakter adalah watak. Watak merupakan ciri khas yang dimiliki oleh
masing-masing individu dan membedakannya dengan individu lain. Suatu contoh
salah satu karakter bangsa Indonesia adalah kekeluargaan dari gotong royong.
Hal ini berbeda dengan karakter bangsa Jerman, Amerika Serikat dan lain-lain.
Karakter menjadi identitas suatu bangsa. Karakter bangsa Indonesia yang
terangkum dalam Pancasila melekat dalam diri semua rakyat Indonesia. Untuk
membangun perpustakaan maka dibutuhkan beberapa faktor al: pengelola perpustakaan
atau pustakawan, gedung, sarana dan prasarana meliputi Meja, kursi, lemari dan
lebih penting adalah koleksi seperti: buku, majalah, surat kabar, dll. Salah satu
media dan sarana yang paling tepat untuk membangun karakter bangsa
adalah perpustakaan. Dimana diketahui bahwa perpustakaan adalah pusat
informasi, rekreasi disamping dapat lebih mudah membangkitkan minat baca.
Membangun
Karakter Bangsa
Dalam membangun
dan menumbuhkan karakter bangsa menurut Mujiati 2008, dalam artikel berjudul
Peranan Perpustakaan Sekolah Terhadap Mutu Pendidikan di Sekolah, perpustakaan
memiliki berbagai fungsi, yakni sebagai berikut:
1. Fungsi
edukatif
Perpustakaan menyediakan bahan
pustaka yang sesuai dengan kurikulum. Hal ini mampu membangkitkan minat baca
para siswa, mengembangkan darya kreasi, mengembangkan kecakapan berbahasa,
mengembangkan pola piker yang rasional dan kritis serta mampu membimbing dan
membina para siswa.
2. Fungsi
Informatif
Perpustakaan menyediakan bahan
pustaka yang memuat berbagai informasi bermutu dan up to date, disusun secara
teratur dan sistimatis, sehingga memudahkan para petugas dan pemakai dalam
mencari informasi yang diperlukan.
3. Fungsi
administrative
Perpustakaan harus mengerjakan
pencatatatan, penyelesaian, pemrosesan bahan-bahan pustaka serta
menyelenggarakan sirkulasi yang praktis, efektif dan efisien.
4. Selain
menyediakan buku-buku pengetahuan, perpustakaan juga perlu menyediakan
buku-buku yang bersifat rekreatif (hiburan) dan bermutu, sehingga dapat
digunakan para pembaca untuk mengisi waktusenggang.
5. Fungsi
Penelitian
Perpustakaan menyediakan bacaan
yang dapat dijadikan sebagai sumber atau objek penelitian sederhana dalam
berbagai bidang studi.
Mengacu
pada berbagai fungsi strategis tersebut, perpustakaan sangat tepat dimanfatkan
sebagai pembangun kembali karakter bangsa melalui optimalisasi. Perpustakaan
sebagai media pendidikan, seperti; yang
telah diuraikan sebelumnya, pendidikan memegang peran penting dalam character
building bangsa Indonesia. Pendidikan tentu berhubungan erat dengan informasi
dan ilmu pengetahuan. Hal ini tentu bisa didapatkan secara lengkap di
perpustakaan. Melalui buku-buku yang disediakan. Minat baca masyarakat harus
ditingkatkan dengan berbagai program menarik dari perpustakaan, misalnya
perpustakaan keliling, perpustakaan masuk desa, dan reformasi perpustakaan.
Reformasi perpustakaan mencakup pembangunan perpustakaan yang memadai dan segi
kualitas bangunan dan ukuran serta penataan ruangan, ditambah dengan
profesionalisme pustakawan yang harus diterapkan.
Perpustakaan
dan Pustakawan
Seiring
dengan era globalisasi dan TI yang tidak bisa dibendung keberadaannya maka
dibutuhkan pemerhati perpustakaan terutama pihak pemerintah yang tidak
enti-entinya memprogramkan pembangunan perpustakaan sebagai sarana untuk
menambah ilmu sebanyak mungkin dan sebagai pusat informasi serta tempat
rekreasi. Hal ini tidak bisa dipungkiri lagi bahwa perpustakaan yang ada saat
ini masih bisa dihitung jari, baik perpustakaan umum tingkat propinsi,
perpustakaan umum kabupaten, Sekolah, Perguruan tinggi, perpustakaan khusus
dll. Oleh karena dengan tersedianya perpustakaan maka tidak kala pentingnya
adalah SDM pengelola perpustakaan atau pustakawan. Sesuai data Pusat
Pengembangan Perpustakaan pada Perpustakaan
Nasional RI bahwa baru terdapat 3042
Pustakawan yang telah menduduki jabatan fungsional. Jadi masih jauh yg
diharapkan kalau melihat data sekolah SD sampai sekarang ini belum adapun
pustakawan atau 0 %. Hal ini menjadi tantangan dan bahan pemikiran buat pemerintah maupun
pemerhati perpustakaan kedepan.
Dewasa
ini bangsa Indonesia maupun Negara lain
dengan yakni perubahan berbagai aspek secara meluas anatar Negara di dunia yang
disebut globalisasi. Globalisasi dating dengan pembaharuan dengan mendatangkan
berbagai kemajuan IPTEK yang memudahkan hidup manusia. Suatu contoh,
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi melahirkan internet sebagai
akses komunikasi cepat. Segala inform,asi dengan mudah didapatkan dari
internet. Tetapi apa yang terjadi jika para pengakses internet, khususnya
generasi muda, tidak memiliki filter yang kokoh untuk menyaring segala
informasi yang diterima. Hal ini menjadi pekerjaan rumah buat pemerintah untuk
memberikan pelatihan maupun training jangka panjang atau S1 bidang perpustakaan
dan S2 bagi pengelola perpustakaan.
Penutup
Perpustakaan sebagai media
konsultasi. Menjadikan perpustakaan tidak hanya sebagai gudang ilmu, tetapi
juga sebagai psikolog. Diera globalisasi, ditengah kemajuan zaman, permasalahan
pun semakin banyak dan bervariasi. Perpustakaan, sekali lagi melalui buku-buku
yang disediakannya, mampu menjadi sumber inspirasi, konsultasi, menjadi sumur
solusi yang membasahi hati yang kering oleh problematika kehidupan. Dalam hal
ini, perpustakaan menyediakan buku-buku yang memberikan pemahaman akan karakter
budaya bangsa dan watak kepribadian bangsa Indonesia. Membangun kembali
karakter bangsa bukan hal yang mudah. Apalagi saat ini tantangan sudah semakin
berkembang maka Perpustakaan sebagai sumber motivasi dan pusat informasi untuk
menggali sebanyak mungkin. Diperlukan motivasi yang kuat bagi bangsa Indonesia
sehingga kesadaran untuk kembali menerapkan nilai-nilai luhur Pancasila tumbuh
dan berkembang. Kemudian dengan gencarnya era globalisasi maka
perpustakaan tampil dan mamu meja sumber
motivasi yang lengkap dan manjur. Buku-buku agama, filsafat, politik,
kepribadian, bahkan kumpulan cerita pendek pun dapat menjadi sumber mata air
motivasi bagi pembacanya dan penggunanya.
Daftar
Pustaka
Indonesia, Perpustakaan Nasional. 1999. Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional RI Nomor 72
Tahun 1999 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka
Kreditnya. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.
Mujiat, 2008.
Peranan Perpustakaan Sekolah Terhadap Mutu Penddikan di Sekolah. Diakses tgl 12
November 2009 di http://sdpawyatandaha2kdr.wordpress.com/2008/01/25/peranan perpustakaan
sekolahterhadap mutu pendidikan disekolah.
Nasihir, Haedar,
2008. Membangun Karakter Bangsa. Diakses tgl 25 Oktober 2010 dari
hatp://akarfoundation.wordpress.com/2008/01/09/membangun-karakter-bangsa/
Ratnaningsih. 1998. Pemberdayaan perpustakaan
menjelang abad 21. Dalam Dinamika Informasi dalam Era Globalisasi. Bandung:
Rosdakarya.
Surahman, Arif.
2009. Undang-undang No.43 tahun 2007. Peluang dan Tantangan Bagi Pustakawan.
Makalah Final Lomba Pustakawan Berprestasi Terbaik Tingkat Propinsi DIY 29 Juni
2009 di gedung Kagama Yogyakarta.
Surahman, Arif. 2009. Law No.43 of 2007.
Opportunities and Challenges for Librarians. Papers Competition Final Librarian
Achievement Level Best DIY June 29, 2009 in Yogyakarta Kagama building.
0 komentar:
Posting Komentar