Anwar Makkasau
Pustakawan
pada Balai Penelitian Tanaman Serealia
ABSTRAK
Dalam
upaya menggali berbagai informasi tentang komoditi jagung di perpustakaan Balai
Penelitian Tanaman Serealia (Balitsereal), maka penulis sebagai pustakawan
telah mengadakan studi literatur dengan memanfaatkan perpustakaan Balitsereal,
sebagai pusat informasi bidang pertanian lebih khusus mengenai komoditi jagung,
sorgum, terigu dan serealia lainnnya(Upe, Ambo 2005).
Tujuannya untuk mengetahui potensi mengenai tulisan jagung pada Balitsereal
yang dapat dimanfaatkan oleh petani dengan penentu kebijakan, sehingga upaya
peningkatan produksi jagung di dalam negeri dapat mengacu kepada teknologi jagung
yang tersedia di perpustakaan Balitseral
utamanya teknology pengairan sehingga pengembangan areal jagung dapat
ditingkatkan khususnya di Kabupaten Maros. Hasil studi literatur diperoleh
bahwa di Kabupaten Maros terdapat 14 Kecamatan. Dimana luas lahan untuk
penanaman jagung sebesar 3.357 ha, dengan produksi biji kering 11.162,76 ton
dengan rata-rata 31, 56 kwintal/ha pertanaman tersebar data 12 Kecamatan,
masing-masing Kecamatan Mandai, Mancongloe, Maros Baru, Turikale, Marusu,
Bantimurung, Simbang, Tanralili, dan
Tompobulu, Cenrana Mallawa. Sedangkan yang tidak ada sama sekali jagung
adalah Kecamatan Bontoa dan Kecamatan Lau (Kabupaten
Maros Dalam Angka 2003).
Kata
Kunci : Jagung, Kabupaten Maros, perpustakaan, potensi
ABSTRACT
In attempting to explore various
information abaut maize commodity in Indonesian Cereals Research Institute
(ICERI), the author as a librarin had been done literature study using ICERI
library fasility, as a center of information in agriculture, especially maize,
sorghum, wheat, and other Cereal
Commodities. The study was dimed to identipy information about maize in ICERI
which could be used by farmers dicisium makers. As a result increasing domestic
maize production based on maize technology available in inceri library,
aspecially irrigation technology, to develop maize area, mainly in Maros
Regency. Result of the study abtained that in Maros Regency, the are 14
districts. Land area planted maize are 3,357 ha with grain production of
11.162,76 tons with avirage yield of 31.56 t/ha. Maize area can be found in 12
regenies, nomely Mandai, Moncongloe, Maros Baru, Turikale, Tompobulu, Cenrana,
and Mallawa regencies. There is no maize area in Bontoa and Lau regencies.
Keywords: Corn, Maros Regency, library,
potencial
PENDAHULUAN
Upaya menggalahkan semua potensi
sumber daya lahan yang ada maka bidang pertanian merupakan salah satu faktor
utama dalam memanfaatkan teknologi pengolahan tanah seoptimal mungkin. Dalam
sektor pertanian yang menjadi prioritas utama dalam GBHN ialah mengutamakan
pemenuhan kebutuhan sandang dan pangan. Oleh karena itu salah satu cara yang paling baik untuk mendapatkan informasi
pertanian di Kabupaten Maros adalah melalui perpustakaan seperti buku statistik
Maros Dalam Angka, disamping buku-buku hasil penelitian teknologi jagung yang
dapat menunjang pembangunan pertanian di Kabupaten Maros, yang ada di
Perpustakaan Balitseral Maros. Perpustakaan dikenal sebagai pusat informasi,
karena beberapa faktor: yaitu (1) Perpustakaan sendiri ada yang sifatnya umum
tetapi ada pula yang sifatnya spesifik (2) Perpustakaan merupakaan sumber informasi untuk mengetahui asal usul
sesuatu ( Inovasi teknologi jagung 2002).
Dewasa ini jagung tidak hanya
digunakan untuk pangan tetapi sebagian besar dimanfaatkan untuk pakan ternak,
terutama unggas dan Indutri pangan lainnya. Untuk
dapat mengetahui informasi yang dibutuhkan secara cepat, akurat dan tepat
waktu, maka perlu ada penelitian studi literatur jagung di Kabupaten Maros.
Hasil studi yang dilakukan dari 14 Kecamatan yang ada di Kabupaten Maros, maka
hanya 12 Kecamatan yang ditanami jagung yaitu sekitar 3 537 Ha, dengan produksi 11.162,76 ton dan
rata-rata 31,56(kwintal/Ha). (Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten
Maros atau pada Data Statistik,
Kabupaten Maros Dalam Angka 2003). (Tabel 1.)
OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN
Potensi
komoditi jagung di Kabupaten Maros dapat meningkatkan daya beli masyarakat
dengan cara menggali dan mencari informasi teknologi hasil-hasil jagung
disamping memelihara produksi jagung agar efektifitas, efisiensi, dan distribusi hasil panen sesuai harga pasar
yang diharapkan oleh petani (Mustafa, B. 2005).
Hasil produksi jagung sebagai bagian dari
sistem mulai benih sampai hasil biji kering memiliki peranan yang
strategis baik ditinjau luas adalah areal yang ditanami produksi sampai
pemasaran.
Upaya untuk meningkatkan luas dan
produksi jagung yang berkelanjutan terasa semakin berat dan semakin kompleks
karena selain dihadapkan pada masalah internal seperti harga sarana produksi
yang makin memikat seperti pupuk dan benih selama ini, juga dihadapkan dengan
adanya tantangan globalisasi dan perubahan lingkungan strategis, yang
berlangsung cepat utamanya aspek sosial ekonomi, mengingat perkembangan
teknologi semakin pesat selama ini sehingga dapat membawa banyak perubahan
disegala bidang. Bidang perpustakaan sebagai pusat informasi pun kena imbasnya,
terutama dalam tentang penyimpanan dan penemuan kembali informasi yang ada di
perpustakaan yang ada hubungan kemajuan suatu bidang utamanya bidang teknologi
hasil penelitian jagung dapat dipublikasikan. Misalnya komoditi jagung di
Kabupaten Maros. Peluang perluasan areal tanaman jagung dilahan kering cukup
besar. Masalah yang dihadapi dalam pengembangan jagung di lahan kering antara
lain adalah kemasaman tanah dan kekeringan. Salah satu cara yang dapat
dilakukan untuk mengatasi keterbatasan air dan pengairan bagi tanaman jagung
adalah teknologi pengairan dari hasil penelitian Balitsereal yang belum
diketahui oleh masyarakat Maros. Sehingga untuk mengatasi resiko kekeringan,
pengembangan jagung di lahan kering dapat pula memanfaatkan teknologi
ponpanisasi tanah air permukaan dan pengembangan teknologi irigasi jagung yang
dapat diarahkan pada sawah irigasi. Jika diperhatikan hasil-hasil komunikasi
yang akan diinformaikan melalui perpustakaan dapat dilihat pada tabel dibawah
ini (Suryawati et.al).
Tabel 1. Luas panen,
produksi dan rata-rata hasil perhektar jagung dirinci menurut Kecamatan di
Kabupaten Maros tahun 2003
No
|
Kecamatan |
Luas Panen (Ha)
|
Produksi (Ton)
|
Rata-rata (Kwintal/Ha)
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14
|
Mandai
Moncongloe
Maros Baru
Turikale
Marusu
Bontoa
Lau
Bantimurung
Simbang
Tanralili
Tompobulu
Camba
Cenrana
Mallawa |
303
569
31
4
55
-
-
77
59
889
844
61
27
618
|
967.40
1 816.00
96.53
12.46
171.00
-
-
247.71
184.61
2 789.46
2 671.39
190.93
80.22
1 935.05
|
31.93
31.92
31.14
31.15
31.09
-
-
32.17
31.24
31.38
31.65
31.30
29.71
31.31
|
|
Jumlah – Total
|
3 537
|
11.162,76
|
31.56
|
Sumber : Sub Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten
Maros (Maros Dalam Angka 2003).
Dari
data tersebut diatas maka tergambar bahwa Kecamatan Mandai luas panen sebanyak 303 ha, dengan produksi
967.40 ton sedangkan rata-rata 31.93 kwintal per ha, kemudian menyusul
Kecamatan Moncongloe, Maros Baru, Turikale, Marusu, Bantimurung, Simbang,
Tanralili, Tompobulu, Camba, Cenrana dan Mallawa dengan rata-rata masing-masing
kecamatan teridiri dari 31.92, 31.14, 31.15, 31.09, 32.17, 31.24, 31.38, 31.65,
31.30, 29.71, dan 31.31 kwintal per ha atau cukup jauh dibandingkan rata-rata
nasional atau hasil penelitian di Balitsereal Maros Sedangkan yang belum dapat
ditanami jagung adalah Kecamatan Bontoa dan Kecamatan Lau. Bila penentu
kebijakan ingin memperhatikan produksi jagung di Kabupaten Maros dimasa
mendatang, maka jagung dapat dikembangkan sebagai komoditi komersial, sehingga
semua kecamatan di Kabupaten Maros diharapkan dapat ditanami jagung. Dari 14
Kecamatan yang ada di Kabupaten Maros, maka kelihatannya 12 Kecamatan yang
sempat ditanami jagung. Kemudian luas
panen keseluruhan yang ditanami 3 537 Ha dengan, produksi 11.162,76 ton dan rata-rata 31.56 Ha.
Harapan ini dapat terwujud karena di
Kabupaten Maros terdapat Balitseral dengan potensi tenaga ahli jagung cukup
besar sehingga peningkatan produksi 2006 dapat direalisasikan 2007, sehingga
pendapatan petani dapat ditingkatkan. Upaya tersebut dapat dilakukan mengingat
partisipasi Pemda Maros, petani dan Balitsereal, yang merupakan salah satu
mandat yang diberikan kepada pemerintah untuk meneliti komoditi jagung, sorgum,
terigu dan sejenisnya dapat diwujudkan.
Adapun hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu dilepasnya varietas
unggul jagung mulai Hibrida Semar 1 – Bima1, sedangkan untuk jagung bersari
bebas seperti Metro, Lagaligo, Lamuru,
Kresna sampai pada krisna atau sekitar 29 varietas yang dilepas, kesemuanya
sudah diuji keunggulan masing-masing oleh para peneliti di Balitsereal, Maros.
Salah satu contoh : Varietas Lamuru,
dilepas tgl 25 Februari 2000, Umur 55 hari atau 50% keluar rambut, kemudian
masak fisiologi pada umur 90-95 hari dan
rata-rata hasil yang diperoleh
sekitar 5.6 t/ha sedangkan potensi hasil dapat mencapai 7.6 t/ha, varitas ini
cukup tahan terhadap penyakit bulai (Penono Sclerospora maydis) dan
karat. Daerah sebaran pada dataran rendah sampai 600 m dpl. Pemulia terdiri
dari Mustari Basir, Marsum Dahlan, Made J. Mejaya, Arbi Mappe dan, Firdaus
Kasim dari Balitsreal, Maos.
TANTANGAN DAN MASALAH
Memasuki
tahun 2005, berbagai tantangan dan masalah yang dihadapi untuk menggali potensi jagung di Kabupaten
Maros yaitu terbatasnya SDM baik dibidang perpustakaan maupun bidang lain untuk
mengangkat dan mempromosikan komoditi jagung yang ingin dicapai di Kabupaten
Maros. Pengalihan fungsi lahan pertanian produktif untuk tanaman jagung bealih
fungsi menjadi areal pemukiman, prasarana, kawasan industri dan wisata menuntut
adanya peningkatan produktivitas lahan intensitas pertanaman serta pembukaan
lahan pertanian baru (Agustini, Dwi Hayu 2001).
Berkurangnya minat masyarakat menanam jagung karena menganggap tanaman jagung
sebagai tanaman sampingan .
Sedangkan
Masalah masalah yang dihadapi antara lain:
·
Penyebaran daerah produksi jagung
tidak merata di Kecamatan sehingga menjadi permasalahan dalam penanganan
distribusi hasil produksi dan pengendalian harga.
·
Belum terbentuknya jaringan
Perpustakaan Daerah di Kabupaten Maros dengan perpustakaan Balitseral sebagai
pusat informasi
·
Jumlah dan kemampuan tenaga
perpustakaan/pustakawan masih kurang, dan kebanyakan bukan fungsional sehingga
untuk mempromosikan hasil-hasil jagung di media massa sangat minim atau tdak
ada
·
Pemerintah Kabupaten Maros belum
serius membentuk jaringan perpustakaan daerah dengan Perpustakaan Balitseral
Maros, sehingga diharapkan pada Bupati yang terpilih tanggal 27 Juni 2005
bekerjasama dengan DPRD, IPI Cabang Kabupaten Maros maupun pemerhati
perpustakaan supaya dapat duduk bersama untuk membentuk jaringan Perpustakaan
Daerah dengan secepatnya kalau tidak mau ketinggalan SDM di segala bidang,
utamanya teknologi jagung.
SISTEM
INFORMASI
Upaya
sistem informasi dapat digunakan semaksimal mungkin, salah satu jalan yang
paling cepat dan mudah dijangkau oleh semua lapisan masyarakat adalah
perpustakaan, karena perpustakaan sebagai pusat informasi. Namun tugas utama
pustakawan sejak dahulu masih tetap sama
yaitu: mengumpulkan, menyaring dan menyampaikan informasi kepada pengguna serta
membuat sistem perpustakaan sedemikian
rupa agar pengguna dapat memperoleh informasi yang diperlukan secara cepat,
tepat, mudah dan lengkap.
Sejak
dicanangkan sistem informasi melalui internet maka yang banyak berubah yaitu
adanya teknologi informasi yang begitu cepat cara kerja kita (The way we do
our busines). Kini pustakawan profesional dapat memberi layanan yang prima
kepada penggunannya, mau tidak mau harus memanfaatkan teknologi informasi
modern, oleh karena memang kondisi sekarang yang menuntut seperti itu. Selain
cara kerja dan fokus pekerjaan pustakawan yang profesional, ada nilai tambah
berupa kepuasan tersendiri bagi pustakawan dari pengguna perpustakaan jika menggunakan
teknologi informasi di perpustakaan yaitu manfaat bagi teknologi informasi
untuk pustakawan antara lain.
·
Kesempatan bagi pustakawan untuk
belajar terus, makin terbuka
·
Kesempatan untuk berkomunikasi,
bertukar pengalaman dan keterampilan dengan sesama profesi pustakawan makin
dapat ditingkatkan
·
Kesempatan untuk berkomunikasi
interaktif dengan pengguna untuk mengetahui kebutuhan mereka, semakin intensif
·
Kesempatan untuk melakukan
usaha-usaha eksprimen untuk mencoba sarana dan teknologi informasi guna
peningkatan mutu layanan, makin terbuka
Sedangkan
manfaat bagi TI untuk penggunan perpustakaan
·
Pengguna dapat dilayani dengan
lebih cepat, lebih lengkap, dan lebih tepat sesuai kebutuhan
·
Pengguna dapat berkomunikasi lebih
interaktif dengan pustakawan
·
Pengguna dapat memanfaatkan
layanan informasi tanpa dibatasi waktu dan ruang
·
Pengguna dapat memperoleh beragam
jenis dan format informasi
Jika
direncakan dan dilakukan dengan baik sebenarnya TI “memberi janji” kepada
pustakawan:
·
TI diharapkan mempermudah pekerjaan
pustakawan
·
TI diharapkan mempercepat
pekerjaan pustakawan
·
TI diharapkan memperlengkap
pekerjaan pustakawan
·
TI diharapkan membuat pekerjaan
lebih efisien
·
TI diharpkan membuat pekerjaan
lebih ekonomis
·
TI diharapkan membuat pekerjaan
lebih menyenangkan
KESIMPULAN DAN SARAN
- Menggali potensi jagung di Kabupaten Maros merupakan salah satu tugas para petugas perpustakaan/pustakawan untuk mengimformasikan luas penanaman jagung dan produksi sehingga dapat diketahui potensi lahan yang dapat ditanami jagung.
- Peluang perluasan penanaman jagung di Kabupaten Maros masih cukup besar, karena dari 14 kecamatan yang ada diperoleh luas tanam jagung sebesar 3.357 ha, dengan produksi 11.162.76 ton dengan rata-rata 31,36 kwintal per ha dan masih ada tersisa 2 Kecamatan yang belum dapat ditanami sama sekali. Kehadiran teknologi informasi semakin mempermudah pekerjaan pustakawan untuk dapat digunakan para pejabat/ penyuluh pertanian di Maros untuk di jual, diaplikasikan sehingga lebih ekonomis dan pekerjaan akan lebih mudah.
Saran
- Perlu adanya pelatihan penulisan para pustakawan baik yang dilakukan oleh Instansi maupun yang dilaksanakan oleh organisasi profesi seperti: IPI.
- Perlu adanya bimbingan penulisan karya tulis menulis ilmiah dari pustakawan senior ke pustakawan yunior
DAFTAR PUSTAKA
Agustini,
Dwi Hayu. 2001. Analisis pengembangan agribisnis di Jawa Tengah. Jurnal Sosial
Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian dan Kehutanan UNHAS, No.8: 1-15
Balai
Penelitian Tanaman Serealia. 2002. Inovasi teknologi jagung. Balai Penelitian
Tanaman Serealia. 19 hlm.
Kabupaten Maros
Dalam angka. 2003. Kantor Statistik Kabupaten Maros
Mustafa,
B. 2005. Teknologi informasi tantangan dan peluang bagi pustakawan. Pada
Rakerda IPI Sulawesi Selatan di Bantimurung Kabupaten Maros, tanggal 15 Mei
2005
Rasahan,
Chairul A. 2000. Kebijaksanaan pembangunan pertanian untuk mencapai ketahanan
pangan berkelanjutan. Simposium Penelitian Tanaman Pangan IV Bogor, 22-24
Nopember 1999: 1-11
Suryawati,
Zubactirodin, Constance Rafar, Anwar Makkasau dan Mansyur Usman. 2002.
Deskripsi Varietas Unggul Jagung edisi ketiga.
Maros: Balai Penelitian Tanaman Serealia,
2002: 1-86
Upe,
Ambo. 2005. Pemanfaatan perpustakaan sebagai pusat informasi. Pada Rakerda IPI
Sulawesi Selatan di Bantimurung Kabupaten Maros, tanggal 15 Mei 2005
0 komentar:
Posting Komentar