Drs. Anwar, MM
Pustakawan Madya Balitsereal, Maros
Pendahuluan
Dalam era sekarang, maka dibutuhkan Informasi Teknologi
(IT) dan Internet yang sudah merasuk ke dalam kehidupan kita sehari-hari. Oleh
karena itu untuk membangun IT dalam bidang Pendidikan dii Indonesia, yang
paling cepat adalah dunia maya (Internet) yang cepat mendobrak batas ruang dan
waktu menciptakan peluang dan juga masalah-masalah baru. Kapan saja dan dimana
saja anda membaca, saat ini, sulit untuk menghindari dari informasi atau
tulisan tentang teknologi informasi
(information technology, IT[1]) dan Internet. Hal ini tidak saja terjadi di
negara Amerika sana, akan tetapi di Indonesia juga surat kabar dan majalah
dipenuhi dengan cerita sukes dan gagal dari individu atau perusahaan yang
merangkul IT dan Internet. Oleh karena itu perlu penjelasan tentang apa yang
dimaksud dengan IT dan Internet. Teknologi Informasi adalah sama dengan
teknologi lainnya, hanya informasi merupakan komoditas yang diolah dengan
teknologi tersebut. Dalam hal ini, teknologi mengandung konotasi memiliki nilai
ekonomi. Teknologi pengolah informasi ini memang memiliki nilai jual, seperti
contohnya teknologi database, dan security. Kesemuanya dapat dijual. Bentuk
dari teknologi adalah kumpulan pengetahuan (knowledge) yang diimplementasikan
dalam tumpukan kertas (stacked of papers), atau sekarang dalam bentuk CD-ROM.
Tumpukan kertas inilah yang anda dapatkan jika anda membeli sebuah teknologi
dalam bentuk patent atau bentuk HaKI (Intellectual Property Rights) lainnya.
Apa memang benar “informasi”
merupakan sebuah komoditas? Jawaban singkat adalah ya. Sebagai contoh, jika
anda mengetahui bahwa besok nilai tukar rupiah akan jatuh dengan drastis, maka
anda akan bergegas ke bank untuk menukarkan rupiah anda dengan dollar. Demikian
pula jika anda mengetahui bahwa akan terjadi sebuah demonstrasi di daerah
tertentu, maka anda akan menghindari daerah tersebut. Contoh-contoh di atas
menujukkan bahwa informasi telah menjadi komoditas yang berharga. Itulah
sebabnya kita memiliki surat kabar, majalah, tabloid dan sekarang situs web
yang berubah secara cepat seperti Detik.com[2], Astaga![3], satunet[4], dan
masih banyak situs web lainnya. Kesemuannya mengandalkan informasi sebagai
komoditas.
Membangun IT dan Internet
Di luar negeri, khususnya di Amerika
Serikat, IT dan Internet sudah betul-betul merasuk ke dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam berbagai hal dapat kita lihat implikasinya. Berbagai dokumen
dapat kita baca untuk melihat hal ini. Tulisan ini hanya membahas implikasi
dalam bidang Pendidikan, Bisnis, dan Pemerintahan saja.
Membangun di bidang Pendidikan
Dalam sejarah IT dan Internet tidak
dapat dilepaskan dari bidang pendidikan. Internet di Amerika mulai tumbuh dari
lingkungan akademis (NSFNET), seperti diceritakan dalam buku “Nerds 2.0.1”.
Demikian pula Internet di Indonesia mulai tumbuh dilingkungan akademis (di UI
dan ITB), maupun di instansi seperti
lembaga penelitian, kamtor dinas dll.,
meskipun cerita yang seru justru muncul di bidang bisnis. Mungkin perlu
diperbanyak cerita tentang manfaat Internet bagi bidang pendidikan. Adanya
Internet membuka sumber informasi yang tadinya susah diakses. Akses terhadap
sumber informasi bukan menjadi malasah lagi. Perpustakaan merupakan salah satu
sumber informasi yang mahal harganya. (Berapa banyak perpustakaan di Indonesia,
dan bagaimana kualitasnya?.) Adanya Internet memungkinkan seseorang di
Indonesia untuk mengakses perpustakaan di Amerika Serikat. Mekanisme akses
perpustakaan dapat dilakukan dengan menggunakan program khusus (biasanya
menggunakan standar Z39.50, seperti WAIS[5]), aplikasi telnet (seperti pada
aplikasi hytelnet[6]) atau melalui web browser (Netscape dan Internet
Explorer). Sudah banyak cerita tentang pertolongan Internet dalam penelitian,
tugas akhir. Tukar menukar informasi atau tanya jawab dengan pakar dapat
dilakukan melalui Internet. Tanpa adanya Internet banyak tugas akhir dan thesis
yang mungkin membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk diselesaikan.
Kerjasama antar pakar dan juga
dengan mahasiswa yang letaknya berjauhan secara fisik dapat dilakukan dengan
lebih mudah. Dahulu, seseorang harus berkelana atau berjalan jauh untuk menemui
seorang pakar untuk mendiskusikan sebuah masalah. Saat ini hal ini dapat
dilakukan dari rumah dengan mengirimkan email. Makalah dan penelitian dapat
dilakukan dengan saling tukar menukar data melalui Internet, via email, ataupun
dengan menggunakan mekanisme file sharring. Bayangkan apabila seorang mahasiswa
di Irian dapat berdiskusi masalah kedokteran dengan seoran pakar di universitas
terkemuka di pulau Jawa. Mahasiswa dimanapun di Indonesia dapat mengakses pakar
atau dosen yang terbaik di Indonesia dan bahkan di dunia. Batasan geografis
bukan menjadi masalah lagi.
Sharring information juga sangat
dibutuhkan dalam bidang penelitian agar penelitian tidak berulang (reinvent the
wheel). Hasil-hasil penelitian di perguruan tinggi dan lembaga penelitian dapat
digunakan bersama-sama sehingga mempercepat proses pengembangan ilmu dan
teknologi. Distance learning dan virtual university merupakan sebuah aplikasi
baru bagi Internet. Bahkan tak kurang pakar ekonomi Peter Drucker mengatakan
bahwa “Triggered by the Internet, continuing adult education may wll become our
greatest growth industry”. (Lihat artikel majalah Forbes 15 Mei 2000.) Virtual
university memiliki karakteristik yang scalable, yaitu dapat menyediakan
pendidikan yang diakses oleh orang banyak. Jika pendidikan hanya dilakukan
dalam kelas biasa, berapa jumlah orang yang dapat ikut serta dalam satu kelas?
Jumlah peserta mungkin hanya dapat diisi 50 orang. Virtual university dapat
diakses oleh siapa saja, darimana saja.
Bagi Indonesia, manfaat-manfaat yang
disebutkan di atas sudah dapat menjadi alasan yang kuat untuk menjadikan
Internet sebagai infrastruktur bidang pendidikan. Untuk merangkumkan manfaat
Internet bagi bidang pendidikan di Indonesia:
· Akses ke perpustakaan;
· Akses ke pemakai;
· Menyediakan fasilitas kerjasama.
Inisiaif-inisiatif penggunaan IT dan
Internet di bidang pendidikan di Indonesia sudah mulai bermunculan. Salah satu
inisiatif yang sekarang sedang giat kami lakukan adalah program “Sekolah 2000”,
dimana ditargetkan sejumlah sekolah (khususnya SMU dan SMK) terhubung ke
Internet pada tahun 2000 ini. (Informasi mengenai program Sekolah 2000 ini
dapat diperoleh dari situs Sekolah 2000 di http://www.sekolah2000.or.id)
Inisiatif seperti ini perlu mendapat dukungan dari kita semua. Ingat, ini masa
depan anak cucu kita semua.
IT dan Internet dipercaya menjadi
salah satu penopang ekonomi di Amerika Serikat maupun di Indonesia. Bahkan Bupati Maros Ir. HM Hatta Rahman, MM
mengungkapkan hal dihadapan para Kepala SKPD
pada Pelantikan Esalon II dan III hari
Rabu tgl 29 Desember 2010. Bupati
Maros juga mengatakan, di era modernisasi ini SKPD wajib mengetahui teknologi.
“Minimal teknologi e-mail dan persentasi dengan menggunakan laptop. Jadi dia
berharap semua kepala SKPD punya website
dan e-mail. Dan kemudian di Maros sudah bagian pengelolaan data electronic
(PDE) yang berfungsi berfungsi mengelola berbagai data. Demikian percayanya mereka kepada hal ini
sehingga pemerintah Amerika sangat bersungguh-sungguh untuk menjaga dominasi
mereka dalam hal ini. Berbagai inisiatif dilaksanakan oleh pemerintah Amerika
Serikat dan pemerintah Indonesia seperti
dapat dilihat pada dokumen-dokumen yang dapat diperoleh di Web site mereka:
Di Indonesia Aplikasi IT yang
berhubungan dengan pemerintahaan adalah aplikasi yang dapat mendekatkan pejabat
dengan rakyatnya. Town house meeting dapat dilaksanakan melalui
teleconferencing. Demonstrasi dari mahasiswa dan rakyat dapat dikurangi atau
bahkan dihindari bila mereka dapat melakukan dialog (baik secara tatap mata
maupun secara elektronik) dengan para pejabat. Mengapa tidak menggunakan
teleconferencing dimana rakyat langsung dapat menghadap dan berdialog dengan
pejabat, meskipun letak fisik diantara keduanya cukup jauh?
Hilangnya batasan ruang dan waktu
dengan adanya Internet membuka peluang baru untuk melakukan pekerjaan dari
jarak jauh. Istilah teleworker atau teleworking mulai muncul. Seorang pekerja
dapat melakukan pekerjaannya dari rumah tanpa perlu pusing dengan masalah
lalulintas. Kesemua hal di atas menunjukkan adanya peluang-peluang baru di
dalam bisnis dengan adanya IT dan Internet.
Di
Indonesia, IT sebetulnya sudah lama digunakan di bidang pemerintahaan.
Penggunaan Internet juga sudah dimulai dengan adanya aplikasi “RI-NET” sebagai
salah satu aplikasi pemacu program Telematika Indonesia. Aplikasi RI-NET ini
memberikan akses email kepada para pejabat, memberikan layanan web (homepage)
yang dapat diakses di http://www.ri.go.id, memberikan layanan pertukaran
informasi multimedia, dan di kemudian hari akan memiliki aplikasi Decission
Support System. Salah satu contoh aplikasi lain adalah penggunaan web untuk
menampilkan hasil pemilu yang baru lalu. Pengguna Internet di mana saja dapat
melihat hasil pemilu secara on-line dan real-time di http://www.kpu.go.id dan
http://www.hasilpemilu99.or.id. Hal ini memberikan keterbukaan (transparansi)
pada proses pemilu. Hasilnya dapat kita lihat bahwa tidak banyak orang yang
mengeluhkan masalah hasil pemilu yang baru lalu.
Penutup
Membangun IT dan Internet semoga
informasi dapat lebih cepat diketahui dan dapat memberikan tambahan wawasan
bagi para pembaca sekalian, bahwa IT dan Internet sudah tidak dapat kita hindari.
Bahkan, semestinya IT dan Internet kita gunakan untuk mensejahterakan bangsa
Indonesia.
Jika memang IT dan Internet memiliki banyak manfaat,
tentunya ingin kita gunakan secepatnya. Namun ada beberapa kendala di Indonesia
yang menyebabkan IT dan Internet belum dapat digunakan seoptimal mungkin. Salah
satu penyebab utama adalah kurangnya ketersediaan infrastruktur telekomunikasi.
Jaringan telepon masih belum tersedia di berbagai tempat di Indonesia. Biaya
penggunaan jasa telekomunikasi juga masih mahal. Harapan kita bersama hal ini
dapat diatasi sejalan dengan perkembangan telekomunikasi yang semakin canggih
dan semakin murah.Penetrasi komputer (PC) di Indonesia masih rendah. Penggunaan
Internet devices lain seperti Internet TV diharapkan dapat menolong. Sementara
itu tempat akses Internet dapat diperlebar jangkauannya melalui fasilitas di
kampus, sekolahan, dan bahkan melalui warung Internet. Isi atau content yang
berbahasa Indonesia masih langka. Hal ini merupakan masalah yang cukup serius.
Perlu kita upayakan kegiatan-kegiatan atau inisiatif untuk memperkaya materi
yang ditujukan kepada masyarakat Indonesia. Proses ini harus dilakukan secara
sadar dan proaktif.
IT dan Internet juga dapat mengubah
kultur kita sehari-hari. Dahulu orang dapat bekerja dengan santai. Sekarang
dengan adanya Internet, persaingan menjadi global sehingga orang ditantang
untuk menghadapi saingan global. Tadinya orang berfikir bahwa adanya komputer
(dan Internet) dapat membuat pekerjaan kita menjadi lebih mudah dan santai.
Bupati Maros juga mengatakan, di era modernisasi ini SKPD wajib mengetahui
teknologi.
Daftara Pustaka
Anonim.
2010. Kepala SKPD wajib kuasai teknologi.
Fajar Jumat, 31 Desember 2010
Anthony
B. Perkins, dan Michael C. Perkins, “The Internet Bubble: Inside the overvalued
world of high-tech stocks – and what you need to know to avoid the coming
shakeout”, HarperBusiness, 1999. Buku ini menceritakan tentang saham Internet
dan IT yang menjadi rebutan sehingga mahal harganya.
James
W. Michaels and Dirk Smillie, “Webucation: Some smart investors are betting big
bucks that Peter Drucker is right about the brilliant future of online adult
education,” Forbes, 15 Mei 2000.
Stephen
Segaller, “Nerds 2.0.1: A brief history of the Internet”, TV Books, L.L.C.,
1998. Buku ini menceritakan awal kejadian Internet beserta tokoh-tokoh yang
terlibat di dalamnya.
United
States Government Electronic Commerce Policy.
http://www.ecommerce.gov
Situs web ini berisi
informasi tentang electonic commerce, lengkap dengan dokumen-dokumen resmi yang
dikeluarkan oleh Pemerintah Amerika Serikat.
0 komentar:
Posting Komentar